Detail Cantuman
Text
Nalar Pendidikan Anak
Kisah adalah cara yang efektif untuk menyampaikan unsur pendidikan kepada setiap pendengar atau pembacanya. Melalui kisah, unsur pendidikan bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan, sehingga setiap nilai yang terkandung di dalamnya bisa diserap dengan baik dan kemudian membekas dalam pikiran dan ingatan pendengar atau pembacanya. Konstruksi epistemologi pendidikan anak dalam Al-Quran digolongkan dalam dua tipe, yaitu : intuitif-normatif dan intuitif-dialogis dengan turunan yang biasa dihasilkan adalah dialogis rasional, dialogis-demokratis, dialogis-psikis, dan dialogis-ideologis. Pengetahuan pendidikan diperoleh para pendidik dari sumber pertama, yaitu Allah, melalui jalan intuisi/wahyu. Secara historis, Al-Quran di antara isinya mengabadikan berbagai fenomena kehidupan, termasuk di dalamnya adalah kehidupan manusia, untuk dijadikan ibrah bagi kehidupan manusia itu sendiri. Fakta-fakta historis pendidikan keluarga banyak dituangkan dalam rekaman ayat di berbagai surah di dalam Al-Quran. Beberapa di antaranya memiliki relevansi dengan proses pembentukan keilmuan pendidikan (baca epistemologi), semisal pendidikan yang dilakukan oleh Luqman Al-Hakim, Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ya'qub a.s., dan Maryam. Tokoh-tokoh tersebut telah memainkan peran penting dalam interaksi pendidikan dalam lingkup keluarga, yakni pendidikan yang dilakukan terhadap anaknya. Pentingnya untuk segera mebangun epistemology pendidikan Islam dimaksudkan untuk membenahi pendidikan Islam yang telah sedemikian rupa dihegemoni oleh imperialisasi epistemology pendidikan Barat. Hal ini berarti menghindari kultus epistemology pendidikan Barat dengan mempertegas jati diri pendidikan Islam. Karena secara faktual, menurut Qamar, apa yang diklaim sebagai pendidikan Islam ternyata dalam perinciannya adalah pendidikan Barat yang diperkuat dengan ayat Al-Quran dan Hadis. Hal ini dapat dijumpai pada struktur keilmuan, kurikulum, metode pendidikan / pengajaran, evaluasi, filsafat pendidikan, ilmu pendidikan, dan lain-lain. Teori yang dipakai acuan pada disiplin ilmu tersebut adalah produk dari ilmuwan Barat yang tidak berangkat dari wahyu. Sifat filosofis pendidikan Islam tidak semata karena memandang manusia itu terdiri dari unsur fisik dan non fisik. Lebih dari itu, karena proporsi al-Quran sebagai sumber normatif memuat dasar-dasar filosofis pendidikan yang secara radikal membedakan dengan epistemologi pendidikan Barat. Epistemologi pendidikan Islam dengan mendasarkan pada Al-Quran berbeda dengan epistemology pendidikan Barat, baik dalam periode klasik maupun modern, yang secara mendasar filsafat Barat bertolak dari beberapa pandangan di antaranya : Humanisme, rasionalisme, empirisme, dan positivisme.
Ketersediaan
B031345/23 | 297.732 Hud-n c.1 | Perpustakaan Pascasarjana | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
297.732 Hud-n
|
Penerbit | Ar-Ruzz Media : Yogyakarta., 2008 |
Deskripsi Fisik |
224 hlm.;ilus.;14 cm x 21 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-25-4509-3
|
Klasifikasi |
297.732
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Miftahul Huda
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain